
RIYADH (ManasikNews) — Arab Saudi terhitung mulai 28 September 2019 resmi mengeluarkan visa turis untuk 49 negara. Dengan demikian, wisatawan mancanegara bebas memasuki wilayah Saudi, terkecuali dua kota suci Mekah dan Madinah yang tetap terlarang dimasuki wisatawan non-muslim.
“Penerbitan visa turis elektronik akan diproses secara singkat, hanya sekitar tujuh menit. Adapun penerima manfaat visa teruntuk wisatawan dari 49 negara,” kata Ahmad Al-Khatib, ketua Dewan Direksi Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Arab Saudi (SCTH), dalam konferensi pers di Riyadh, Kamis (26/7/2019), seperti dikutip Saudi Gazette.
Saudi mematok biaya visa turis mancanegara sebesar 440 Riyal (SAR) di dalamnya termasuk kutipan goverment fee 300 Riyal plus biaya asuransi kesehatan, pajak, dan biaya transaksi.
Turis akan diizinkan berada di wilayah Arab Saudi maksimum 90 hari dalam setahun, dan mereka dapat memasuki Saudi berkali-kali. Validitas satu tahun dihitung sejak tanggal penerbitan visa.
Perempuan asing tanpa ditemani oleh kerabat pria (mahram), akan diizinkan untuk melakukan umrah melalui visa ini. Tidak perlu bagi pemohon untuk menuliskan agamanya saat mengajukan permohonan visa. Namun, turis non-muslim tidak akan diizinkan (dilarang) mengunjungi Mekah dan Madinah.
Al-Khatib menyebutkan SCTH akan memulai kampanye promosi visa turis di 14 ibu kota di seluruh dunia, termasuk London, New York, dan Burj Khalifa (Dubai UAE).
Dalam kesempatan itu dia mengumumkan pembentukan dana pengembangan pariwisata sebagai bagian dari strategi pariwisata nasional Arab Saudi untuk mencapai pembangunan baru yang dicita-citakan Kerajaan Saudi dalam Visi 2030.
Dia juga mengumumkan pembentukan dewan pengembangan pariwisata, terdiri atas sejumlah kementerian termasuk Kementerian Dalam Negeri, dan badan-badan lain yang terkait dengan pariwisata dan hiburan.
Menurut Al-Khatib, Direktorat Jenderal Paspor (Jawazat) telah memberikan pelatihan kepada personelnya tentang mekanisme kerja visa turis, dan mereka siap bekerja secara profesional untuk menerima wisatawan dari negara-negara di seluruh dunia.
Sementara, SCTA secara khusus mengumumkan pada Jumat (27/9/2019) peluncuran strategi pariwisata yang membuka cakrawala baru Kerajaan Arab Saudi bagi wisatawan global. Rincian strategi itu dibeberkan dalam konferensi pers, di Diriyah, Riyadh.
Untuk mencapai Visi 2030, Kerajaan Arab Saudi kini menggenjot sektor pariwisata sebagai pendorong utama dalam diversifikasi ekonomi menuju era baru pembangunan negara monarki ini. (wyn)